Stop Poya - poya...... ayo jadi ahli manfaat......

Minggu, 02 November 2014

Ketika Penyelesaian Masalah adalah Masalah 2

Tanjung selor, 2013

Sepertinya kurang adil saja ketika otak kita mengalami kebuntuan solusi atas masalah kita lalu kita mengambil langkah untuk mundur atau bahasa bulungannya I QUIT!!!
Bunuh diri adalah pembunuhan. Barang siapa membunuh drinya dengan cara apapun, maka dia telah membunuh jiwa yang dimuliakan Allah tanpa alasan yang dibenarkan. Hidup Manusia bukanlah miliknya. Dia tidak menciptakan dirinya, tidak pula salah satu dari anggota badannya, dan tidak pula salah satu dari sel - selnya. Jiwanya adalah titipan Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Maka dia tidak boleh menelantarkannya, menganiayanya, apalagi menghilangkannya.

Seperti dalam QS. An - Nisa :29 - 30

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"

Artinya, janganlah sebagian dari kalian menumpahkan darah sebagian yang lain. Ini diungkapkan dengan "membunuh diri sendiri", untuk menekankan larangan. Atau bisa jadi ungkapan ini tetap pada zahirnya yang berarti bunuh diri. Yang demikian ini adalah sebagian dari rahmat Alah SWT kepada kalian.

Imam Bukhari, Muslim dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasullullah SAW bersabda,
"Barang siapa menjatuhkan dirinya dari gunung dan membunuh dirinya sendiri, maka dineraka dia akan terjatuh dari gunung berulang - ulang selamanya. Barang siapa menghirup racun dan membunuh dirinya sendiri, maka dineraka racun tersebut berada dtangannya dan dia akan menghirupnya selamanya. Dan barang siapa membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka dineraka besi tersebut berada ditanganya dan dia akan memukul dirinya sendiri dengan besi tersebut selamanya"(HR.Bukhari dalam kitab Kesehatan, bab Meminum Racun, hadis 5442; dan Muslim dalam kitab Iman, bab Larangan Keras Bunuh Diri, hadis 296)

inilah Gambaran masyarakat indonesia, ciri putus asa yg paling tragedi adalah bunuh diri. data 2012 dari WHO bahwa 10 negara dengan tingkat putus asa tertinggi ternyata bkn dari negara2 miskin sebenarnya justru negara2 yang sangat sejahtera.kita sebut saja Korea selatan, cina, jepang atau bahkan negara eropa Timur selepas penjajahan Rusia misalnya. Yang menarik bahwa putus asa itu tidak selamanya berurusan dengan uang atau masalah ekonomi, ternyata tekanan sikologis rupanya lebih memberikan kontribusi yang besar dari pada faktor ekonomi. Nah,, dari Negara yang tadi, tidak banyak ada pak ustadnya (hehe..), jadi mereka tdk mengenal adanya institusi agama bisa dikatakan agamanya tidak jelas juga. Ini membedakan bagaimana kalau masyarakat Indonesia menurut data WHO menjadi nomor ke 112 (WOW,, peringkat yang baik dalam hal putus asa)

Bisa dikatakan Masyarakat kita sangat luwes, sangat lentur menghadapi keputus asaan karena kita tahu selain hidup didunia ada kehidupan lain setelah ini apapun agamanya. Saya ada teman dari KL yang mengatakan bahwa orang2 indonesia itu gampang menyerah katanya, cepat pesimis, sebenarnya tdk... jangan2 karena persepsi itu kita jadi orang yang menjadi sulit menyerah, sulit putus asa, kita lebih jauh menerima keadaan. Dan anehnya datanya malah terbalik dari yang teman saya ungkapkan, dengan kondisi yang terjadi. Secara kultur masyarakat kita sangat cair, komunal, yang suka ngumpul, curhat bareng, rame2, ada saja kehangatan entah itu keluarga, tetangga, sahabat yang bisa menjadi bantalan persoalan hidup sementara di luar sana bersifat individualis dan materialis. Beberapa waktu lalu ada kasus seorang yang lompat dari tower,, kita perhatikan bahwa orang tersebut adalah orang kota. Kita ketahui sekarang masyarakat kota sudah tidak berbeda lagi dengan masyarakat di Amerika, jepang misalnya yg hidupnya individual. yang hidupnya hanya untuk upaya memenangkan kompetisi dan ekonomi, semua orang sibuk, kalau dulu sederhana ketika ada butuh apa2, atau mau nitip anak, kita bisa ngetok rumah sebelah kalau sekarang tdk mungkin. Antara rumah sebelah menyebelah sekarang terasa hidup sendiri2, atau bahasanya mereka "loe loe gue gue", mungkin karena bukan saudara, berbeda profesi, berbeda suku atau bahkan berbeda kasta. 

antara kota dan desa sungguh sangat jauh sekali perbedaannya. masih ada hubungan keluarga biasanya. jadi kita bisa saling mendukung. tidak ada uang, tidak ada garam, kita bisa ketuk pintu mereka. Sekarang,, sulit sekali mencari warung yang bisa dihutang karena sudah di ganti dengan market2. Ini membuat kehdupan semakin sulit. tanggung jawab, kesusahan bahkan beban lainnya itu harus ditanggung oleh individu2. Ini yang membuat mereka merasa terisolasi. 

Orang kuat yang tidak gampang putus asa biasanya mereka hadir dari lingkungan yang penuh dengan semangat, penuh dengan keceriaan. sederhananya ilmuan2 barat sudah meneliti bahwa kalau kita mau happy maka dengarkan lagu2 happy. memilih teman yang baik, memilih lingkungan yang baik, dan kemampuan memilih tadi bukan berarti kita menjadi sombong dan memilih2 teman. kecuali kita sudah tahu karakter. Ada yang karakternya bekel (bola gebok kali enaknya..) yang semakin di banting dari ketinggian akan semakin tinggi pantulan, tapi ada orang yang karakternya telur, harus hati2.dan masih banyak lagi karakter yang lain. Karakter2 seperti ini biasanya tumbuh karena pengalaman atau bisa juga lingkungan yang membentunya.  yang paling penting iyalah kita tahu siapa kita, karena dengan kita tahu siapa kita, kita bisa memahami dengan siapa berbicara, orang seperti apa yang kita hadapi, lingkungan dan tempat mana yang kita datangi, buku apa yang kita baca, lagu apa yang akan kita dengarkan.
Didaerah modern dengan kondisi saat ini diperkotaan besar, media sosial itu menjadi sesuatu yang menarik. kalau dulu media sosial itu seakan2 seperti hantu, ditakuti para pemilik kebijakan. Sekarang,,,, dengan media sosial semuanya itu seperti "telanjang". jadi tidak ada lagi alasan sebenarnya bagi kita untuk tidak tahu teman kita, ayah kita, saudara kita, sedang dalam kondisi sikologis seperti apa. Dari gambar yang dia tampilkan, dari status FB, atau dari koment2 nya. sangat jelas. kalau dulu, dengan kultur kita yang sangat tertutup, cukup sulit mengartikan. kata IYA itu belum tentu iya, sikap diam itu blm tentu IYA. Muter2 gitu. Ditanya sedih gak, Senyum. ditanya senang gak, Senyum. Tapi sekarang semua gamblang,,, hehehe... silaturahmi juga tdk ada salahnya, bahkan lebih mudah gitu... cuma dengan mengatakan apakabar, bagaimana sekarang,,, dan itu bisa tidak dengan ketemu. Silaturahmi bagi orang yang sedang galau, itu adalah vitamin. dia merasa "ooohh aku masih ada yang perhatian"

Nah sekarang kita lihat Vidio yoo...


Setiap kali melihat vidio ini saya tidak bisa menahan untuk menangis. Entahlah... mungkin karena aku juga hampir berfikir begitu. Kalau dalam vidio ini, raju (yang terjun dari ruang dosennya) tidak bisa memilih pilihan yang diberikan dosennya. Antara sahabatnya atau keluar dari Kampus. Dia cuma punya waktu sekian menit untuk memutuskan. dan mencapai titik buntu sehingga bkn Tuhan yang menjadi sandaran, malah membuat masalah dari masalah yang ditimbulkan. Pembunuhan semangat, mental dan hati itu lebih berbahaya.. semua akan berpengaruh dari otak hingga ke fisik. Sehingga orang yang sehat tapi semangatnya telah hilang sedikit demi sedikit lama2 akan meninggal karena sugesti dari otaknya sendiri. begitu pula orang yang sakit tapi dia punya semangat yang besar untuk sembuh lama2 akan segera sembuh dari sakitnya.

Resep yang menurut saya bisa menghilangkan rasa putus asa :

  1. ihklas lah terhadap apapun  yang sudah Allah takdrkan. atau bahasanya bulungannya menerima kenyataan. kita tidak akan susah dengan apa yang kita terima dan tdk kecewa dengan apa yang dimiliki orang lain.
  2. Syukur. Ketika engkau mendapat musibah maka hati dan lisanmu akan mengucap alhamdulillah... weee de dee... berat. tapi ayo kita sama2 belajar menerapkannya.
  3. Selalu berfikir positif dengan orang lain,, walaupun dijahati, disakiti atau diperlakukan tidak adil. selalu katakan dalam hati "bahwa mereka saudara kita, mungkin khilaf,,, urusan perbuatan mereka itu adalah urusan Allah... All is well"


Allahualam Bissawab...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar